Senin, 16 Juli 2012

Salafi itu Aneh dan Ngeselin

إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار

1.        Orang-orang "Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka mata pencaharian kami berkurang, biasanya kami dapat penghasilan dari acara Tahlilan, Maulidan, Ngalap Berkah di kuburan, dan semisalnya, sekarang jadi sepi gara-gara mereka mengatakan itu dilarang/tidak boleh, itu bid'ah, terpaksa harus cari penghasilan yang lain atau bikin bid'ah yang terbaru agar bisa menutupi kerugian kami.

Komentar ana : 

Bayangkan, untuk acara Maulid mereka dibayar dari 1 juta sampai 20 juta untuk sekali ceramah (bahkan untuk ustadz selevel artis/dai kondang tarifnya bisa 40juta per ceramah), bagaimana jika dalam sebulan ada 20x acara Maulid untuk mereka?

Belum lagi acara Tahlilan, mereka juga dibayar (tarif relatif dari 100ribu sd 1 juta) plus dapat "oleh-oleh" makanan (beras, rokok, berkat, dll). Kalau sebulan ada 10 orang yang mati tinggal dikalikan 10 saja, belum lagi tiap2 orang itu mengadakan Tahlilan selama 7 hari atau 40 hari. Hmmm....proyek besar buat mereka. Makanya kata mereka "Salafi itu benar2 ngeselin"

Untuk kuburan terkenal atau keramat yang sering diziarahi manusia, omset yang di dapat dalam sebulan bisa puluhan juta dari kotak amalnya saja! Dan dalam setahun bisa diatas 100 juta! Untuk apa uang tersebut? Untuk gaji tukang 'cleaning service' kuburan? Padahal gajinya dalam sebulan sedikit, anggaplah sekitar 1juta, lalu dikemanakan sisanya? Untuk membuat 'Kuburan Mall'??? atau masuk ke kantong mereka? Itulah sebabnya kenapa kuburan keramat dilestarikan di negara ini.



2.        Orang-orang "Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka masjid kami banyak yang diambil alih oleh mereka. Yang dulunya masjid kami ramai (maksudnya ramai karena berisik, bukan ramai jama'ahnya). Sekarang, sejak mereka shalat di masjid kami jadi sepi (maksudnya hening, tidak berisik). Belum lagi kalau shalat senangnya rapet-rapet, padahal karpetnya sudah dikotak-kotakin biar gak rapet dan shaf masih luas, bagaimana bisa khusyu' shalatnya kalau rapet-rapet?

Komentar ana : 

Sebenarnya bukan 'mengambil alih masjid', kata-kata 'mengambil alih' itu terlalu berlebih-lebihan. Mereka biasanya meramaikan masjid pada waktu2 tertentu saja, seperti shalat maghrib, shalat jumat, shalat SUNNAT Tarawih (hari-hari pertama), acara maulid, Isra Mi'raj dan acara semisalnya. Sedangkan "Salafiyyin" meramaikan masjid disetiap waktu (dalam sehari ada 5 kali minimalnya). Jadi jangan heran kalau masjid-masjid itu selalu dipenuhi oleh Salafiyyin, sedangkan mereka datangnya pada waktu-waktu tertentu saja. Akibatnya mereka memfitnah kalau "Salafi" itu mengambil alih masjid, padahal itu karena kekeliruan mereka sendiri yang jarang ke masjid.

Meramaikan masjid??? Meramaikan masjid koq dengan berisik atau teriak-teriak? Seperti dzikir/doa berjama'ah dengan suara keras, pentas band Marawis, senandung (katanya shalawatan) dengan speaker, dll. Meramaikan masjid itu adalah dengan selalu menghadiri shalat berjamaah dan amalan-amalan lainnya yang dianjurkan (seperti i'tikaf, menuntut ilmu, membaca al qur'an, dll), bukan dengan berisik.

Kalau mereka tidak bisa khusyu' karena shaf yang rapat, maka kami malah tidak bisa khusyu karena shaf yang jarang-jarang (tidak rapat). Ukuran kekhusyu'an itu bukan dinilai dari perasaan, tapi dari dalil, karena Nabi shalallahu alaihi wasallam yang memerintahkan shaf untuk rapat.



3.        Orang-orang "Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka, pengajian kami sekarang sepi, murid-murid kami juga banyak yang tidak mengaji lagi ke kami, padahal fasilitas di kami lengkap, ada makanannya (dapat dari sumbangan warga atau kotak amal), punya seragam sendiri (padahal jama'ahnya beli atau bawa sendiri, biasanya warnanya putih), punya alat band/musik (marawis dan nasyid), ngajinya boleh campur sama wanita, bisa menangis (tidak bisa menangis uang kembali).
Sebelum pengajian, acara diiklankan di jalan-jalan raya dengan poster berukuran besar, lengkap dengan foto sang ustadz/guru sambil berpose (biasanya posenya sambil pura-pura berdoa/mengangkat tangan, tubuhnya dikasih efek outglow sehingga seolah-olah keluar cahaya, wajahnya dibikin efek diffuse glow (efek seperti foto close up ABG) agar kelihatan bening dan silau).
Fasilitas yang lain adalah demo menuntut keadilan, menegakkan khilafah, membantu rakyat Palestina dan Palestina (padahal selain di Palestina sangat banyak kaum muslimin yang dizhalimi dan butuh bantuan, hanya saja yang sering mereka lakukan adalah itu-itu saja).
Pergi ke pengajian juga boleh tidak pakai helm (untuk yang bawa motor), boleh tidak beli karcis angkutan umum, boleh menutupi jalan umum untuk acara mereka. Dan yang bikin ngeselin juga, partai-partai/organisasi kami jadi sepi karena banyak yang keluar, padahal partai kami sudah mengatas namakan Islam biar mereka tertarik. Nanti siapa yang memilih kami jika pemilu nanti?

Komentar ana : 

Alhamdulillah semenjak kajian Salafiyyin banyak dimana-mana, akibatnya manusia sekarang jadi lebih cerdas untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk, manusia juga sudah tidak mudah dibodoh-bodohi lagi oleh guru-guru mereka. Mereka sudah bisa menilai dan memilih mana yang baik, insya Allah.



4.        Orang-orang "Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka, guru-guru dan teman-teman kami banyak yang ditangkap oleh pemerintah karena dituduh terorist (padahal memang terorist). Jaringan-jaringan rahasia kami jadi mudah tercium oleh pemerintah akibat ulah mereka. Pemerintah sekarang bekerja sama dengan da'i-da'i Salafi untuk memusnahkan kami dan menangkap orang-orang yang berpemahaman seperti kami. Tapi kami tidak takut, karena ini adalah jihad (kata ustadz kami). Mereka semua halal darahnya karena telah berhukum kepada selain hukum Allah dan menjadi sekutu Thaghut (pemerintah)!!

Komentar ana : 

Alhamdulillah, pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada Salafi (khususnya da'i-da'inya) untuk memerangi terorist dan pemahaman-pemahamannya. Lantas bagaimana kalian mau jihad memerangi penguasa kalian jika kalian saja hidupnya masih menumpang di negara ini?! Kalian menganggap negeri ini adalah negeri kafir, lantas kenapa kalian tidak hijrah dari negeri ini??? Jika kalian sudah hijrah dan punya daulah sendiri kemudian membuat kekuatan sendiri lalu memerangi negeri ini, maka itu disebut pemberani dan jantan. Tidakkah kalian malu memerangi negeri ini kalau kalian masih punya KTP dengan tanda tangan pak lurah? masih memiliki uang yang ada simbol thaghut (menurut kalian)? nikah masih menumpang di KUA? masih beli bensin premium subsidi pemerintah? dll.

Bagaimana dengan amir/pemimpin kalian yang sedang di penjara ini, bukankah dia juga memiliki pengacara? apakah memiliki pengacara itu termasuk berhukum dengan hukum Allah??

sumber :
http://www.facebook.com/negara.tauhid/posts/2316658853251

Tidak ada komentar:

Posting Komentar